Skip to main content

Cara Menggunakan Webmaster Tools

Setelah Anda membaca dan memperlajari artikel yang berjudul cara mendaftarkan blog di Google, Anda selanjutnya akan mempelajari cara menggunakan Webmaster tools. Untuk kali ini caranya cukup mudah jika Anda mempelajari cara berikut ini.

Pertama
Kunjungi link ini terlebih dahulu Webmaster Tools, Anda akan diarahkan pada jendela baru yang dimana Anda harus memasukkan url blog Anda lalu klik Tambah. Jika berhasil tampilannya akan seperti gambar berikut ini. 
Klik Gambar Untuk Memperjelas

Kedua
Masih dalam tampilan tersebut, lakukan seperti pada gambar berikut ini.

Klik Gambar Untuk Memperjelas
  1. Warna Biru : Pilih Perayapan
  2. Warna Merah : Kemudian pilih Ambil Sebagai Google
  3. Warna Kuning : Isi kolom tersebut dengan url postingan Anda
  4. Warna Hijau : Klik Ambil
  5. Warna Hitam : Jika Anda telah Mengambilnya akan muncul seperti kolom hitam tersebut
  6. Warna Orange : Klik Kirim Ke Indeks
Ketiga
Setelah Anda mengirim ke indeks, akan muncul jendela baru untuk konfirmasi dan lakukan seperti gambar berikut ini.
Klik Gambar Untuk Memperjelas
  1. Warna Biru : Anda diarahkan untuk melakukan tes sederhana.
  2. Warna Merah : Pilih Rayapi URL Ini Dan Tautan Langsungnya.
  3. Warna Kuning : Anda hanya tinggal untuk mengirimnya.
Jika Anda mempelajari tulisan ini dengan seksama berarti Anda telah berhasil, dan lakukan lagi setiap Anda membuat postingan baru untuk blog Anda.

Cukup mudahkan? Pastinya.

Comments

Popular posts from this blog

Lead Bercerita (Narrative Lead)

Lead ini, yang digemari penulis fiksi (novel atau cerita pendek), menarik pembaca dan membenamkannya. Tekniknya adalah menciptakan suasana dan membiarkan pembaca menjadi tokoh utama, entah dengan cara membuat kekosongan yang kemudian secara mental akan diisi oleh pembaca, atau dengan membiarkan pembaca mengidentifikasikan diri ditengah kejadian. Hasilnya berupa teknik seperti yang dibuat dalam film yang baik. Apakah Anda pernah merasa haus ketika menyaksikan seorang pahlawan Film kehausan di tengah padang pasir? Apakah Anda gemetar di tempat duduk menyaksikan film horor? lead semacam ini sangat efektif untuk cerita petualangan. Misalkan, seorang wartawan melaporkan suasana di sudut sebuah rumah di Bosnia Herzegovina, yang sedang dilanda perang saudara. Kami makan anggur kematian dan anggur itu lezat. Berair, biru kehitaman, manis dan asam. Mereka menggantungkan setandan anggur masak di beranda belakang rumah milik muslim yang istirnya belum lama tewas oleh bom orang serbia. Ini...

Lead Deskriptif (Descriptive Lead)

Lead Deskriptif bisa menciptakan gambaran dalam pikiran pembaca tentang suatu tokoh atau tempat kejadian. Lead ini cocok untuk berbagai feature dan digemari reporter yang menulis profil pribadi. Lead Naratif meletakkan pembaca di tengah adegan atau kejadian dalam cerita, sedangkan lead deksriptif menempatkan pembaca beberapa meter di luarnya, dalam posisi menonton, mendengar, dan mencium baunya. Pemakaian ajektif kata sifat yang tepat adalah kunci untuk lead deskriptif. Seorang reporter yang baik bisa membuat tokohnya hidup, Seolah-olah muncul di tengah barang cetakan yang dipegang pembaca. Reporter sering mencoba memusatkan perhatiannya pada satu unsur yang paling menyolok dari sosok dan penampilan tokohnya untuk diilustrasikan. Wajah syaiful rozi bin kahar sama sekali tak mengesankan bahwa ia seorang bajak laut. ia berpembawaan halus, Sopan, dan ramah (TEMPO,28 Agustus 1993, Perompak Yang Halus Dan Ramah) Untuk kebanyakan pembaca, lead itu mendebarkan. pembaca s...

Lead Bertanya (Question Lead)

Lead ini efektif bila berhasil menantang pengetahuan atau rasa ingin tahu pembaca. Sering lead ini dipakai oleh wartawan yang tidak berhasil menemukan lead imajinatif. Lead ini gampang ditulis, tapi jarang membuahkan hasil terbaik. Dalam banyak hal, lead ini cuma taktik. Wartawan yang menggunakan lead ini tahu bahwa ada pembaca yang sudah tahu jawabannya, ada yang belum. Yang ingin ditimbulkan oleh lead ini ialah rasa ingin tahu pembaca, yang belum tahu mestinya terus ingin membacanya, sedangkan yang sudah tahu dibuat ragu apakah pengetahuannya cocok dengan informasi dari wartawan. Banyak editor enggan memakai lead ini karena pembaca sering dibuat kesal oleh jebakannya. Biasanya lead naratif atau deskriptif lebih disukai. Meskipun demikian, tidak berarti lead bertanya lebih rendah mutunya dari pada yang lain. Kadang-kadang ada cerita yang bisa diberi lead bertanya secara wajar. Seorang wartawan Sekretariat Negara, yang menulis feature tentang kenaikan gaji pejabat tinggi, ...