Lead ini, yang digemari penulis fiksi (novel atau cerita pendek), menarik pembaca dan membenamkannya. Tekniknya adalah menciptakan suasana dan membiarkan pembaca menjadi tokoh utama, entah dengan cara membuat kekosongan yang kemudian secara mental akan diisi oleh pembaca, atau dengan membiarkan pembaca mengidentifikasikan diri ditengah kejadian.
Hasilnya berupa teknik seperti yang dibuat dalam film yang baik. Apakah Anda pernah merasa haus ketika menyaksikan seorang pahlawan Film kehausan di tengah padang pasir? Apakah Anda gemetar di tempat duduk menyaksikan film horor?
Hasilnya berupa teknik seperti yang dibuat dalam film yang baik. Apakah Anda pernah merasa haus ketika menyaksikan seorang pahlawan Film kehausan di tengah padang pasir? Apakah Anda gemetar di tempat duduk menyaksikan film horor?
lead semacam ini sangat efektif untuk cerita petualangan. Misalkan, seorang wartawan melaporkan suasana di sudut sebuah rumah di Bosnia Herzegovina, yang sedang dilanda perang saudara.
Kami makan anggur kematian dan anggur itu lezat. Berair, biru kehitaman, manis dan asam. Mereka menggantungkan setandan anggur masak di beranda belakang rumah milik muslim yang istirnya belum lama tewas oleh bom orang serbia. Ini senja di Bosnia, langit sama biru tuanya dengan anggur-anggur itu (Tempo, 27 Mret 1993, Potret Berdarah Dari Dalam).
Wartawan rubrik kriminalitas sering memakai lead bercerita dalam cerita feature untuk melaporkan peristiwa kejahatan.
Hari itu, ada lima mayat yang hangus terpanggang. Sesosok mayat lelaki dewasa dan tiga anaknya berserakan disana-sini dengan tubuh rusak bekas dibantai. Pemandangan itu ditemukan penduduk dipuing sebuah gubuk yang hangus terbakar (Tempo, 25 Januari 1992, Tragedi Di Kebun Karet).
Feature lain bisa begini:
Toha gelagapan. Ia seperti menghirup ruang hampa. Sebisanya ia menghisap corong udara di hidungnya. Tapi sia-sia. Tabung oksigen di punggungnya ternyata sudah kosong. Ia panik. Permukaan laut masih puluhan depa diatasnya (Tempo, 16 November 1993, Suka Duka Sang Penyelam).
Lead ini mempunyai keuntungan karena bisa mengail lebih efektif pembaca dari pada lead lain. Begitu pembaca mengidentifikasikan diri dengan atau menjadi tokoh ceritanya, ia pasti sudah terkail.
Tapi ada kerugiannya, tidak semua cerita bisa cocok diberi lead seperti itu. Reporter yang mencoba memaksakan lead macam ini akan menghasilkan lead yang tidak wajar, atau lead itu akan merusakkan cerita.
Selanjutnya : Lead Deskriptif (Descriptive Lead)
Seandainya Saya Wartawan
Comments
Post a Comment