Kota Anda mungkin mempunyai lembaga berharga yang sedang terancam ditutup karena kekurangan dana misalnya museum sejarah.
Seorang wartawan bisa mengunjungi museum dan mengadakan tanya jawab dengan direkturnya mengenai krisis keuangan itu. Hasil wawancara itu bisa menjadi berita kecil yang berjudul Museum Sejarah Alam Menghadapi Lampu Merah. Tapi, wawancara itu jeli melihat sudut lain sehingga berita kecil itu bisa dianggap penting, layak dimuat sebagai feature. Misalnya, ia tahu anak-anak kecil itu tertarik pada binatang yang di awetkan disana. Inilah tulisan reporter itu :
"Pak Tupai melotot ke arah tangan anak yang mengelus-elus bulunya, tidak peduli pada cekikikan anak-anak yang tertawa kegirangan mengelilinginya. Pak Tupai tidak akan mungkin menerima tamu seperti itu lagi. Museum Sejarah Alam barangkali segera ditutup, karena kekurangan dana."
Dalam laporan itu, si reporter memusatkan perhatiannya untuk menangkap hubungan antara anak-anak dan binatang. Ia menggambarkan kegembiraan anak-anak dan kecintaan yang mereka tumpahkan pada binatang itu. Hasilnya? Museum itu diselamatkan. Sumbangan, besar dan kecil, kemudian membanjiri dari segenap pelosok kota.
Banyak pembaca tidak tahu akan kondisi museum itu, yang lain tidak mengetahui apa yang bisa diberikan museum itu pada masyarakat. Karena feature itu, warga kota bersepakat bahwa museum itu layak untuk dipertahankan. Museum itu tidak jadi ditutup.
Aspek informatif penulisan feature bisa juga dalam bentuk lain. Feature bisa menerjemahkan akibat suatu bencana pada umat manusia, dengan memusatkan perhatian kepada keadaan masyarakat yang tertimpa bencana. Kondisi sosial, seperti perumahan, bisa digambarkan secara efektif dengan pemerian yang baik.
Ada banyak feature yang enteng-enteng, ditangan penulis yang baik bisa menjadi alat yang ampuh. Feature bisa menggelitik hati sanubari manusia untuk menciptakan perubahan konstruktif.
Selanjutnya : Menghibur
"Pak Tupai melotot ke arah tangan anak yang mengelus-elus bulunya, tidak peduli pada cekikikan anak-anak yang tertawa kegirangan mengelilinginya. Pak Tupai tidak akan mungkin menerima tamu seperti itu lagi. Museum Sejarah Alam barangkali segera ditutup, karena kekurangan dana."
Dalam laporan itu, si reporter memusatkan perhatiannya untuk menangkap hubungan antara anak-anak dan binatang. Ia menggambarkan kegembiraan anak-anak dan kecintaan yang mereka tumpahkan pada binatang itu. Hasilnya? Museum itu diselamatkan. Sumbangan, besar dan kecil, kemudian membanjiri dari segenap pelosok kota.
Banyak pembaca tidak tahu akan kondisi museum itu, yang lain tidak mengetahui apa yang bisa diberikan museum itu pada masyarakat. Karena feature itu, warga kota bersepakat bahwa museum itu layak untuk dipertahankan. Museum itu tidak jadi ditutup.
Aspek informatif penulisan feature bisa juga dalam bentuk lain. Feature bisa menerjemahkan akibat suatu bencana pada umat manusia, dengan memusatkan perhatian kepada keadaan masyarakat yang tertimpa bencana. Kondisi sosial, seperti perumahan, bisa digambarkan secara efektif dengan pemerian yang baik.
Ada banyak feature yang enteng-enteng, ditangan penulis yang baik bisa menjadi alat yang ampuh. Feature bisa menggelitik hati sanubari manusia untuk menciptakan perubahan konstruktif.
Selanjutnya : Menghibur
Comments
Post a Comment