Skip to main content

Subjektivitas

Beberapa feature ditulis dalam bentuk aku sehingga memungkinkan wartawan melibatkan emosi dan pikirannya sendiri. Keterlibatan emosional inilah yang memberikan pada feature aspek menyentuh hati pembaca, yang sangat jarang dicapai oleh sebuah tulisan berita biasa. Keterlibatan emosional itu juga yang memberi kemungkinan pada feature untuk nyaman dibaca.

Wartawan biasanya menyukai petualangan dan pengalaman sambil mencari tema yang mungkin diangkat menjadi tulisan menarik, karena ditulis dalam bentuk aku misalnya, seorang wartawan mengunjungi satu negeri Eropa Timur, dekat setelah komunisme runtuh. Ia catat pengalamannya sejak mengurus visa. Ia ingat pula bagaimana perilaku petugas imigrasi negara itu ketika memeriksa paspornya.

Dalam perjalanan, ia membuat catatan tentang berbagai bekalnya yang sepele, mulai dari sabun, sikat gigi, sampai kembang gula. Ia pun mendapatkan kesan betapa orang-orang di negeri itu ingin sekali berbicara pada orang asing, setelah sekian lama bercakap-cakap dengan orang asing merupakan hal terlarang. Hingga akhirnya, pikiran dan pengalaman pribadinya menjadikan feature itu hidup.
Tapi, para reporter muda harus waspada terhadap cara seperti itu. Kesalahan umum pada reporter baru adalah kecenderungan untuk menonjolkan diri sendri lewat penulisan dengan gaya aku. Karena itu, sekalipun ditulis dalam bentuk aku feature tetap tidak bisa mengabadikan satu di antara asas karya jurnalistik yang bagus, yakni asas obyektif.

Selanjutnya : Informatif

Comments

Popular posts from this blog

Lead Bercerita (Narrative Lead)

Lead ini, yang digemari penulis fiksi (novel atau cerita pendek), menarik pembaca dan membenamkannya. Tekniknya adalah menciptakan suasana dan membiarkan pembaca menjadi tokoh utama, entah dengan cara membuat kekosongan yang kemudian secara mental akan diisi oleh pembaca, atau dengan membiarkan pembaca mengidentifikasikan diri ditengah kejadian. Hasilnya berupa teknik seperti yang dibuat dalam film yang baik. Apakah Anda pernah merasa haus ketika menyaksikan seorang pahlawan Film kehausan di tengah padang pasir? Apakah Anda gemetar di tempat duduk menyaksikan film horor? lead semacam ini sangat efektif untuk cerita petualangan. Misalkan, seorang wartawan melaporkan suasana di sudut sebuah rumah di Bosnia Herzegovina, yang sedang dilanda perang saudara. Kami makan anggur kematian dan anggur itu lezat. Berair, biru kehitaman, manis dan asam. Mereka menggantungkan setandan anggur masak di beranda belakang rumah milik muslim yang istirnya belum lama tewas oleh bom orang serbia. Ini...

Lead Bertanya (Question Lead)

Lead ini efektif bila berhasil menantang pengetahuan atau rasa ingin tahu pembaca. Sering lead ini dipakai oleh wartawan yang tidak berhasil menemukan lead imajinatif. Lead ini gampang ditulis, tapi jarang membuahkan hasil terbaik. Dalam banyak hal, lead ini cuma taktik. Wartawan yang menggunakan lead ini tahu bahwa ada pembaca yang sudah tahu jawabannya, ada yang belum. Yang ingin ditimbulkan oleh lead ini ialah rasa ingin tahu pembaca, yang belum tahu mestinya terus ingin membacanya, sedangkan yang sudah tahu dibuat ragu apakah pengetahuannya cocok dengan informasi dari wartawan. Banyak editor enggan memakai lead ini karena pembaca sering dibuat kesal oleh jebakannya. Biasanya lead naratif atau deskriptif lebih disukai. Meskipun demikian, tidak berarti lead bertanya lebih rendah mutunya dari pada yang lain. Kadang-kadang ada cerita yang bisa diberi lead bertanya secara wajar. Seorang wartawan Sekretariat Negara, yang menulis feature tentang kenaikan gaji pejabat tinggi, ...

Lead Menuding Langsung (Direct Address Lead)

Bila reporter berkomunikasi langsung dengan pembaca, ini disebut dengan lead menunjuk langsung. Ciri-ciri lead ini adalah ditemukannya kata Anda yang disisipkan pada paragraf pertama atau paragraf lain. Keuntungannya jelas. Pembaca tidak suka rela menjadi bagian cerita. Penyusunan kata-katanya melibatkan Anda secara pribadi dalam cerita itu. Misalkan seorang reporter mangkal di kantor imigrasi, dan menemukan kesalahan cekal terhadap seseorang yang tidak bersalah. Ia mungkin membuat lead seperti ini: Bila Anda punya nama 'kosian', harap hati-hati. Salah-salah Anda kena cekal, tidak boleh keluar negeri (Tempo, 30 Januari 1993 Gara-gara Nama Sama). Lead seperti itu melibatkan pembaca secara pribadi, rasa ingin tahu mereka sebagai manusia disinggung, jangan-jangan namanya atau nama keluarga dekatnya tergolong nama kodian. Contoh lainnya. Lead ini secara langsung menyeret pembaca kedalam persoalan dan membawanya membaca tulisan secara keseluruhan. Bila harus me...